Pengaruh Serat Agave Sisalana terhadap Kekuatan Flexural Komposit Resin Akrilik dan Gliserol
DOI:
https://doi.org/10.51158/tecnoscienza.v5i2.439Keywords:
Serat Agave Sisal, Resin Akrilik Heat Cured, Komposit, Kekuatan FlexuralAbstract
Penggunaan gipsum sebagai pelindung tulang patah dirasakan karena ketidak nyamanan disebabkana kelembapan, atau dengan kata lain gipsum sangat dirugikan apabila terkena air. Telah diupayakan penelitian-penelitian yang menggunakan bahan dasar bio-material dan tiruan yang aman bagi kesehatan manusia dengan pendekatan dari fungsi lain seperti bahan penyusun gusi gigi yang terbuatdari polimer, seperti bahan dasar gigi tiruan yang berbahan resin akrilik. Resin Akrilik (HC) Heat Cured digunakan karena memiliki sifat anti toksik, anti iritasi, tidak mudah larut dalam mulut, baik dalam estetik, kemudahan dalam manipulasi dan diperbaiki serta perubahan dimensinya kecil. Dimana perbandingan resin akrilik (gr) dan gliserol (mL) sebesar (1:0,8) dan serat agave sisalana sebesar 20%, 30%, dan 40% (m/v). Kekuatan Flexural komposit tertinggi pada serat sisal yang 30% sebesar 181.09 N/mm2, serta terendah serat 20% sebesar 154.11 N/mm2, sedangkan serat sisal 40% sebesar 165.61 N/mm2. Menunjukan bahwa penambahan Serat mampu meningkatkan kekuatan Flexural, tetapi bila melampaui nilai maksimum maka penambahan Serat akan menurunkan kekuatannya sehingga nilai ikatan menurun yang memungkinkan terjadinya ruang mikroporositas resin akrilik heat cured terisi oleh residu sisa. Hasil analisis uji Levene diperoleh probabilitas 0,664, berarti data tersebut homogen. Sedangkan analisis dengan One-Way Anova diperoleh F hitung 2,598.
Kata kunci: Serat Agave Sisal, Resin Akrilik Heat Cured, Komposit, Kekuatan Flexural