Implementasi Cluster Proxmox dengan Fitur High Availability pada Laboratorium Sysadmin Universitas Amikom Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.51158/hzd0r562Keywords:
Proxmox VE, High Availability, Failover, ZFS, CephAbstract
Ketersediaan tinggi pada infrastruktur virtualisasi kampus krusial untuk menjaga kesinambungan pembelajaran, namun pemilihan backend penyimpanan sering tidak berbasis bukti. Studi ini mengevaluasi ZFS lokal, NFS berbasis jaringan, dan Ceph terdistribusi pada Proxmox VE di dua skenario, kegagalan simpul komputasi dan kegagalan penyimpanan. Metrik layanan didefinisikan sebagai waktu failover sejak deteksi kegagalan hingga VM siap dan downtime yang teramati klien. Eksperimen dilakukan tiga ulangan per kondisi dengan jeda stabilisasi. Inferensi nonparametrik diterapkan, yaitu Kruskal Wallis dengan uji lanjut Dunn terkoreksi Holm, Mann Whitney U, Cliff’s delta, serta interval kepercayaan 95 persen berbasis bootstrap. Pada kegagalan simpul, ZFS paling cepat dengan failover 31±1 detik dan downtime 27±1 detik, melampaui NFS 45±2 detik dan 39±2 detik serta Ceph 60±2 detik dan 52±2 detik. Perbedaan global signifikan, H(2)=7,20 dan p=0,027, serta ZFS dibanding Ceph tetap signifikan, p=0,0219. Pada kegagalan penyimpanan, Ceph lebih cepat daripada NFS dengan failover 38±1 detik berbanding 47±2 detik dan downtime 33±1 detik berbanding 42±2 detik. Temuan menyarankan pemilihan backend selaras dengan risiko dominan, ZFS untuk kegagalan simpul dan Ceph untuk gangguan penyimpanan. Kebaruan terletak pada evaluasi lintas backend berbasis metrik layanan dengan analisis inferensial dan prosedur pengukuran yang replikatif.

