PENINGKATAN PENJUALAN UMKM BUBUK JAHE MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PERBAIKAN KEMASAN DAN PEMASARAN
Keywords:
SMEs, Marketing, Product PackagingAbstract
AbstrakMitra pengabdian ini yaitu UMKM bubuk jahe milik bu Nining terletak di kelurahan Keputran Kecamatan Tegalsari Surabaya.Usaha yang didirikan sejak 3 tahun lalu awalnya hanya untuk mengisi waktu luang dan menambah pendapatan keluarga.Hingga saat ini penjualan bubuk jahe terus meningkat seiring kebutuhan jahe untuk meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemiCovid 19.Dalam menjalankan usahannya, bu Nining memiliki beberapa permasalahan pada aspek produksi dan manajemen. Permasalahan aspek produksi yaitu produk belum memiliki label kemasan, bahan kemas mengunakan plastik dengan perekat pemanasan dengan api lilin, tidak ada variasi ukuran produk. Sedangkan pada aspek manajemen yaitu mitra hanya menjual produk berdasarkan jumlah pesanan, penerapan manajemen mutu belum maksimal, belum memiliki manajemen pengadaan bahanbaku. Tujuan dari kegiatan yaitu memberikan pelatihan dan pendampingan peningkatan penjualan bubuk jahe melalui perbaikan aspek produksi dan manajemen terkait label kemasan, bahan kemasan, penggunaan alat press kemasan, pemasaran offlinemapun online, penerapan manajemen mutu, dan pengadaan bahan baku. Hasil dari kegiatan yaitu mitra telah memiliki desain label pada kemasan, memiliki kemasan yang baik yang sehingga layak untuk di jual di toko oleh-oleh, serta telah mampu menjual pruduk secara online, memiliki konsep pemasaran offline yang baik, jumlah produksi dan penjualan meningkat.
Abstract
This service partner is SMEs ginger powder owned by Mrs. Nining which is located in the Keputran Village, Tegalsari District, Surabaya. The business that was founded 3 years ago is only to fill spare time and increase family income. Until now, the sale of ginger powder continues to increase along with the need for ginger to increase body resistance during the Covid 19 pandemic. In running its business, Nining has several problems in production and management aspects. Problems in the production aspect are that the product does not have a packaging label, the packaging material uses plastic adhesive heating with a candle flame, there is no variation in product size. Meanwhile, in the management aspect, partners only sell products based on the number of orders, the implementation of quality management is not optimal, and they do not have raw material procurement management. The purpose of this activity is to provide training and assistance to increase sales of ginger powder through improving aspects of production and management related to packaging, packaging materials, use of packaging tools, offline and online marketing, implementation of quality management, and procurement of raw materials. The results of the activity are having a label design on the packaging, having good packaging so that it is suitable for sale in gift shops, and has been able to sell products online, has a good offline marketing concept, the number of production and sales increases.
References
Moniharapon, S., Oroh, Sem G., & Ie, Herlin 2015. Penerapan Strategi Promosi Pada Pemasaran Produk Federal Parts CV. Kanaka Jaya Manado. Jurnal EMBA, 3(2): 650-659.
Muhi Hanapiah A. 2009. Teknologi Tepat Guna (TTG) Dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN),Jatinangor.
Nurmianto E. 2018. Pentingnya Ergonomi Teknologi Tepat Guna Di Bidang
Industri, (http://tbmkopel.or.id, diakses 20 April 2021,http://tbmkopel.or.id /2018/01/06/ ekonurmianto-pentingnya-ergonomteknologi-tepat-guna-di-bidang-industri/, diakses 4 Agustus 2021).
Wahyuni, A. & Syaichu, A. 2015. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan
Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Produk Kacang
Shanghai Pada Perusahaan Gangsar Ngunut-Tulungagung. Jurnal Spektrum Industri, 13(2):115 – 228.