Unjuk Kinerja Mesin Pasteurisasi Pemanas Resistif Dan Pasteurisasi Konvensional Pada Madu Kaliandra
DOI:
https://doi.org/10.51158/tecnoscienza.v8i1.1070Keywords:
Madu, Pasteurisasi, Pemanas Resistif, Pemanas KonvensionalAbstract
Proses pemanasan dalam industri pengolahan madu pada umumnya disebut proses pasteurisasi dengan suhu panas yang digunakan adalah 63oC. pasteurisasi madu merupakan salah satu proses penting yang harus dilakukan dalam industri produksi madu guna untuk mencegah terjadinya kristalisasi madu dan mempercepat hilangnya buih pada saat proses evaporasi. Proses pasteurisasi suhu yang digunakan tidak boleh lebih dari 70oC. Proses pemanasan yang tidak terkontrol dapat mengubah parameter seperti kerusakan enzim yang terdapat pada madu. Kandungan enzim pencerna pati madu digunakan sebagai indikator kualitas madu karena kepekaannya terhadap panas. Dari permasalahan mengenai proses pemanasan madu tersebut, Terdapat teknologi inovasi baru yaitu pemanasan cepat menggunakan pemanas resistif. Penerapan pemanas resistif perlu diterapkan pada proses penanganan pascapanen madu untuk menekan kerusakan mutu madu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai laju pemanasan dan durasi proses pemanasan dari pemanas resistif dan pemanas konvensional pada proses pasteurisasi madu. Hasil penelitian penunjukan bahwa Proses pemanas resistif memiliki kelebihan dibandingkan pemanas konvensional, proses pemanas resistif lebih efektif dan efisien jika diterapkan dalam industri. Nilai laju pemanasan dan durasi proses pemanasan pada proses pasteurisasi madu dengan metode pemanas resistif lebih baik di bandingkan metode pemanas konvensional.