PELATIHAN STRATEGI PEMASARAN ONLINE BAGI UMKM BAWANG GORENG DI KECAMATAN GROGOL

Authors

  • Choirul Hana Universitas Kahuripan Kediri
  • Dwi Apriyanti Kumalasari Universitas Kahuripan Kediri
  • Rico Anggriawan Universitas Kahuripan Kediri

DOI:

https://doi.org/10.51158/abdikmas.v2i1.632

Keywords:

Bawang Goreng, Pemasaran, Online, UMKM

Abstract

Bawang Merah (allium cepa L. Var. aggregratum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan dan pegunungan – pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar di berbagai penjuru dunia, baik sub tropis maupun tropis. Wujudnya berupa ubi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, zat pewarna dan campuran sayuran. Daerah sentral penghasil bawang di Indonesia yaitu Brebes, Probolinggo, Tegal, Nganjuk, Cirebon, Kediri, Bandung, Malang, dan Pemalang. Kabupaten Nganjuk memiliki potensi utama penghasil padi dan bawang merah. Bawang merah biasanya dipanen beserta daunnya. Umur panen bawang merah cukup bervariasi, tergantung varietas, tempat penanaman, tingkat kesuburan, dan tujuan penanaman.  Seperti petani bawang merah di Desa Setren – Kecamatan Rejoso – Kabupaten Nganjuk mulai panen bawang merah di usia 3-4 bulan, dalam setiap tahunya mereka panen sebanyak 3 sampai 4 kali.  Bawang merah dipanen beserta daun. Untuk bawang merah yang digunakan untuk bibit masa panen lebih lama 10 hari dari bawang merah yang dikonsumsi. Perlakuan pasca panen bawang merah untuk bibit dan konsumsi berbeda. Untuk bawang merah yang dijadikan bibit setelah dipanen diletakan menggantung diatas jagrak tanpa dipotong daunya. Sedangkan untuk bawang merah yang dikonsumsi setelah dipanen dari sawah dibiarkan selama 10 hari untuk menghilangkan kadar air, dibawa ketempat pemotongan daun kemudian dijual. Banyak permasalahan yang dihadapi petani bawang merah baik sebelum maupun sesudah panen seperti serangan hama, naiknya biaya tenaga kerja pada saat panen, Sulit mencari pestisida, turunya harga bawang merah. Dari permasalahan tersebut yang pengabdi memberikan solusi untuk menanggulangi turunya harga bawang merah dengan mengadakan Pelatihan Strategi Pemasaran Bagi UMKM Bawang Goreng di Kecamatan Grogol. Tujuan yang ingin dicapai dari pengabdian ini adalah pendidikan pada masyarakat khususnya kepada UMKM bawang goreng. Luaran wajib dari pengabdian ini adalah publikasi di jurnal nasional ber ISSN, Peningkatan pemberdayaan mitra dalam pengetahuan, ketrampilan dan semakin luasnya area pemasaran.

 

Abstract

Shallots (Allium cepa L. Var. aggregratum) is one of the world's main cooking spices originating from Iran, Pakistan and the mountains to the north, but then spread to various parts of the world, both sub-tropical and tropical. Its form is in the form of sweet potatoes that can be eaten raw, for cooking spices, pickles, traditional medicines, coloring agents and mixed vegetables. The central onion-producing regions in Indonesia are Brebes, Probolinggo, Tegal, Nganjuk, Cirebon, Kediri, Bandung, Malang, and Pemalang. Nganjuk Regency has the main potential for producing rice and shallots. Shallots are usually harvested along with the leaves. The harvesting age of shallots is quite varied, depending on the variety, the place of planting, the level of fertility, and the purpose of planting. For example, shallot farmers in Setren Village – Rejoso District – Nganjuk Regency start harvesting shallots at the age of 3-4 months, each year they harvest 3 to 4 times. Shallots are harvested along with the leaves. For shallots used for seeds, the harvest period is 10 days longer than the shallots consumed. The post-harvest treatment of shallots for seeds and consumption is different. For onions that are used as seeds after being harvested, they are placed hanging over the jagrak without cutting the leaves. Meanwhile, shallots that are consumed after being harvested from the fields are left for 10 days to remove the moisture content, taken to a leaf cutting site and then sold. There are many problems faced by shallot farmers both before and after harvest, such as pest attacks, rising labor costs at harvest, difficulty finding pesticides, falling prices of shallots. From these problems, the service provider provides a solution to overcome the fall in the price of shallots by holding a Marketing Strategy Training for Fried Onion SMEs in Grogol District. The goal to be achieved from this service is education for the community, especially for fried onion SMEs. The mandatory outputs of this service are publications in national journals with ISSN, Increased partner empowerment in knowledge, skills and the wider marketing area

Author Biographies

  • Choirul Hana, Universitas Kahuripan Kediri

    Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Kahuripan Kediri

  • Dwi Apriyanti Kumalasari, Universitas Kahuripan Kediri

    Fakultas Pertanian, Universitas Kahuripan Kediri

  • Rico Anggriawan, Universitas Kahuripan Kediri

    Fakultas Peternakan, Universitas Kahuripan Kediri

References

Anonim (2020) Bawang Merah. http://duniaplant.blogspot.co.id, Diakses pada 27 Oktober 2020
Anonim (2020) Hasil Panen Bawang http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 28 Oktober 2020
Data Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI
Laude, S., Tambing, Y., 2010., The Growth and Yield of Spring Onion (Allium
Fistulosum L.) At Various Application of Chicken Manure Doses., Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Taduloko Palu, Sulawesi Tengah.
Mintjelungan, N, C., Homenta, H., Pakekong, D, E., 2016., Uji Daya Hambat
Rahayu, E., A.V Nur. 2004. Bawang Merah (Mengenal varietas unggul dancara budidaya secara kontinu). PT. Penebar Swadaya. Cetakan Ke X dst.

Downloads

Published

2021-11-26